Yup,,, sobat GGL,, berhubung kemaren baru aja dapet materi tentang teori-teori intelegensi, ternyata ada banyak loe,, nah sebelum ingatannya meredup,, diputuskan deh buat di share..ini dia teori-teorinya, check it out broo!
Teori-Teori Intelegensi
Alfred Binet merupakan tokoh utama, perintis
pengukuran inteligensi. Bersama Theodore Simon mendefinisikan inteligensi terdiri atas 3 komponen, yaitu kemampuan untuk
mengarahkan pikiran/tindakan, kemampuan untuk mengubah arah tindakan bila tindakan tersebut telah dilaksanakan, dan kemampuan
untuk mengkritik diri sendiri. Menurut Lewis Madison Terman, inteligensi merupakan kemampuan seseorang
untuk berpikir abstrak. Defiinisi ini
mirip dengan yang dikemukakan Flynn,
bahwa inteligensi adalah kemampuan
untuk berpikir secara abstrak dan kesiapan belajar dari pengalaman
Ahli lain yang mencoba mendefinisikan inteligensi yaitu Goddard, yang mengatakan
inteligensi sebagai tingkat kemampuan pengalaman seseorang untuk menyelesaikan masalah yang dihadapi dan
untuk mengantisipasi masalah yang akan datang.
Sementara definisi yang dikemukakan David Wechsler mengatakan inteligensi merupakan kumpulan atau totalitas
kemampuan seseorang untuk bertindak dengan tujuan tertentu, berpikir rasional, dan menghadapi lingkungan secara
efektif.
1. Teori Multi-Intelegensi
Teori ini di kemukakan oleh seorang tokoh bernama, Howard Gardner (1999),
yang mengungkapkan bahwa intelegensi itu mengandung berbagai konstruk yang
independen satu sama lain, bukan hanya dibentuk dari satu konstruk tunggal
saja. Dengan kata lain dalam teori ini Gardner ingin menyebutkan bahwa intelegensi
itu dibentuk dari berbagai (multi) kemampuan yang dimiliki oleh seseorang. Dan
menurut tokoh ini ada delapan bidang kemampuan pembentuk intelegensi yang
relatif independen satu sama lain, antara lain yaitu :
a. Kecerdasan Linguistik, merupakan kecerdasan yang digunakan untuk membaca
buku, menulis makalah, novel, atau puisi dan memahami kata-kata yang diucapkan,
dengan kata lain kecerdasan ini mencangkup tentang kemampuan penguasaan kata
dan bahasa seseorang.
b. Kecerdasan Logis-Matematis, ini terkait dengan kemampuan penalaran dan
matematis seseorang, yang biasanya digunakan untuk memecahkan persoalan
matematis, menyeimbangkan buku keuangan, sampai pada pembuktian matematis.
c. Kecerdasan spasial, ini merupakan kemampuan seseorang terkait dengan ruang,
antara lain terkait dengan pemahaman terhadap perbedaan satu tempat dari tempat
lain, membaca peta, mengepak muatan dalam mobil dan lainnya.
d.
Kecerdasan Musik, Terkait kemampuan yang bisa
dignakan untuk menyanyikan sebuah lagu, menyusun sonata, memainkan musik, dan mengapresiasikan
lagu dan musik.
e.
Kecerdasan kinestetis tubuh, merupakan
kemampuan yang dimiliki individu dalam mengatur gerakan tubuh, sehingga bisa
digunakan untuk menari, bermain basket, berlari ataupun melempar galah.
f.
Kecerdesan Interpesonal, kemampuan ini
menyebabkan seseorang mudah menjalin hubungan dengan orang lain, seperti saat
kita berusaha memahami perilaku orang lain, motif atau emosinya.
g.
Kecerdasan Intrapersonal, merupakan kemampuan
yang dimiliki seseorang untuk memahami diri sendiri, terkait bagaimana kita
memahami siapa diri kita, kenapa kita bisa melakukan sesuatu, bagaimana kita
kemudian mengubah diri kita berdasarkan kemampuan dan minat kita.
h.
Kecerdasan Naturalistik, merupakan kemampuan
kita yang digunakan untuk memahami pola-pola di alam.
Secara khusus dalam teori multi intelegensi ini terdapat
delapan tanda pula sebagai kriteria untuk mendeteksi keberadaan jenis
intelegensi yang dikemukan oleh Gardner, yaitu :
1.
Pengisolasian potensial akibat kerusakan otak.
Destruksi atau terputusnya wilayah otak yang berbeda bisa menghancurkan atau
menceraiberaikan jenis tertentu perilaku cerdas.
2.
Keberadaan individu-individu yang luar biasa.
Mereka membuktikan kemampuan yang luar biasa di dalam jenis perilaku cerdas
tertentu.
3.
Sebuah operasi inti atau seperangkat operasi.
Hal ini sangat esensial bagi performa tertentu perilaku cerdas.
4.
Sebuah sejarah perkembangan yang berbeda yang
mengarah dari pemula menuju keahlian.
5.
Sebuah sejarah evolisioner yang berbeda.
Peningkatan di dalam kemampuan intelegensi bisa diasosiasikan dengan
peningkatan adaptasi terhadap lingkungan.
6.
Bukti yang mendukung dari riset eksperimen
kognitif. Salah satu contohnya adalah perbedaan-perbedaan performa tugas
spesifik di sepanjang jenis-jenis intelegensi yang berbeda.
7.
Bukti yang mendukung dari tes-tes psikometrik
yang mengindikasikan kecerdasan yang berbeda-beda
8.
Kemudahan untuk mengodekan di dalam sebuah
sistem simbol atau di dalam arena yang secara kultural berbeda.
2. Teori Triarkis Intelegensi
Teori intelegensi ini berasal dari Sternberg, menurut teori triarkis
intelegensi, kecerdasan manusia mencakup tiga aspek, antara lain yaitu :
a. Dunia internal, ini merupakan bagian yang menekankan pada pemrosesan
informasi. Pemrosesan informaisnya sendiri bisa dilihat dari tiga komponen
berbeda.
·
Meta-komponen (Metacomponents), yaitu
proses-prose eksekutif yang lebih tinggi tingkatannya (seperti metakognisi)
yang digunakan untuk merencanakan, memonitor dan mengevaluasi pemecahan
masalah.
·
Komponen-komponen performa (Performance),
yaitu proses-proses di tataran yang lebih rendah yang digunakan untuk
mengimplementasikan perintah-perintah dari meta-komponen.
·
Komponen akuisisi pengetahuan
(Knowledge-acquisition components), yaitu proses-proses yang digunakan untuk
mempelajari cara menyelesaikan masalah.
b. Pengalaman, Teori triarkis mengenai inteligensi juga menekankan bagaimana
menekankan bagaimana pengalaman terdahulu bisa berinteraksi dengan semua jenis
komponen pemrosesan-informasi, artinya masing-masing dari kita menghadapi
tugas-tugas dan situasi-situasi yang dengannya kita memiliki berbagai tingkat
pengalaman.
Tugas-tugas ini biasanya mulai dari tugas baru
sepenuhnya dimana kita tidak memiliki pengalaman sedikit pun, sampai tugas yang
sangat kita kenal dimana, yang kita kuasai memiliki sebuah pengalaman luas dan
mendalam. Ketika sebuah tugas menjadi semakin dikenal akrab, banyak aspek tugas
menjadi otomatis.
c. Dunia eksternal individu, teori triarkis juga mengusulkan bahwa berbagai
komponen inteligensi yang diaplikasikan kepada pengalaman menjalankan tiga
fungsi dikonteks dunia nyata. Fungsi pertama adalah pengadaptasian diri kita
dengan lingkungan sekitar. Fungsi kedua adalah pembentukan lingkungan untuk
menciptakan lingkungan baru, sedangkan fungsi ketiga adalah memilih lingkungan
baru.
3. Teori Primary mental ability
Thurnstone mempunyai pandangan tersendiri. Dia berpendapat bahwa dalam
intelegensi terdapat faktor-faktor primer yang merupakan “group factor”, dimana
semua faktor yang ada saling berkombinasi untuk membentuk intelegensi, antara
lain yaitu :
1.
Spatial relation (S), kemampuan untuk melihat
gambar tiga dimensi
2. Perceptual speed (P), kecepatan dan ketepatan dalam mempertimbangkan
kesamaan dan perbedaan atau dalam merespon detil-detil visual.
3. Verbal comprehension (V), Kemampuan memahami bacaan, kosakata, analogi
verbal, dan sebagainya.
4. Word fluency (W), Kecepatan dalam menghubug-hubngkan kata dengan berbagai
rima dan intonasi.
5. Number facility (N), Kecepatan ketepatan dalam perhitungan
6. Associative memory (M), Kemampuan menggunakan memori untuk menghubungkan
berbagi assosiasi.
7.
Induction (I), Kemampuan untuk menarik suatu
kesimpulan suatu prinsip atau tugas.
Sumber : di akses dari : http://ramadhan250585.wordpress.com/2009/10/09/pandangan-sternberg-terhadap-inteligensi/
di aksese dari : http://yogieaffandi.blogspot.com/2011/09/teori-teori-dan-pendekatan-pendekatan.html
Sternberg, R.J.
2008. Psikologi Kognitif, Edisi ke 6. Yogyakarta : Pustaka Pelajar
Tidak ada komentar:
Posting Komentar