a. Pengertian Kepuasan Pernikahan
Kepuasan pernikahan adalah kondisi mental yang mencerminkan manfaat dan
penghargaan terhadap pernikahan (Stone dan Shackelford, 2007). Sementara
menurut Vembry (2012) kepuasan pernikahan
merupakan perasaan positif yang sifatnya subjektif, yang diperoleh pasangan yang
menikah terhadap kehidupan pernikahannya, baik secara menyeluruh maupun
terhadap aspek-aspek spesifik dari pernikahannya, juga komitmen yang dirasakan
seseorang terhadap pernikahannya walaupun konflik stres dan perasaan kecewa.
Dengan kata lain, kepuasan pernikahan disebutkan sebagai
pandangan subjektif dari pasangan terhadap kehidupan pernikahannya dilihat dari
ia merasakan manfaat dan memberikan penghargaannya terhadap pernikahan
tersebut.
b. Kriteria Kepuasan Pernikahan
Fowers
dan Olson (1993) menyebutkan ada 10 kriteria dalam membentuk kepuasan
pernikahan, antara lain yaitu :
a.
Masalah Kepribadian
b. Komunikasi
c. Penyelesaian Konflik
d. Manajemen Keuangan
e. Kegiatan Hiburan
f. Hubungan Seksual
g. Anak-anak dan orang tua
h. Keluarga dan Teman
i.
Peran kesamarataan, dan
j.
Orientasi Agama.
c. Komponen Kepuasan Pernikahan
Stone dan Shackelford (2007) menyebutkan bahwa ada
beberapa komponen dari kepuasan pernikahan antara lain yaitu :
a.
Kognitif
Kepuasan ditandai dengan bagaimana pasangan melakukan penilaian terhadap
perilaku pasangannya. Pemahaman pasangan tentang
interaksi khusus mereka pernikahan mempengaruhi interaksi masa depan dan
bagaimana skema kognitif yang lebih luas mengatur dan membimbing fungsi
pernikahan (Bradbury, Fincham, & Beach, 2000)
b. Fisiologi
Secara fisiologis, disebutkan bahwa ada hubungan antara menikah dan
memelihara kesejahteraan fisik. Kepuasan pernikahan ditandai dengan kesehatan
fisik yang dirasakan oleh pasangan suami istri, misalnya sistem detak jantung
(Shacheford, 2007) atau dalam penelitian lain tentang pengaruh pernikahan dan perubahan tekanan darah (Brown, Smith,
& Ben jamin, 1998)
c. Pola Interaksi
Pola interaksi antara pasangan dapat mempengaruhi seberapa puas mereka
dengan pernikahan mereka. Pola interaksi sendiri bisa terlihat seperti salah
satu pasangan mengkritik yang lain tentang perubahan, sedangkan pasangan
lainnya melakukan konfrontasi dan diskusi.
d. Dukungan sosial
Komponen lain dari kepuasan dalam pernikahan adalah tingkat dukungan sosial
untuk masing-masing mitra dan untuk hubungan. Dukungan proses yang dipercaya
berhubungan dengan fungsi perkawinan yang baik, serta dengan hasil yang sehat
dalam keluarga. Pasangan yang memberikan dukungan sosial yang baik untuk
pasangannya akan memberikan kontribusi untuk kepuasan pernikahan pasangannya.
e. Kekerasan
Kekerasan fisik juga terkait erat dengan kepuasan pernikahan. Individu yang
terlibat dalam hubungan fisik yang kasar lebih cenderung tidak puas dengan
pernikahan mereka daripada individu tidak terlibat dalam hubungan yang kasar.
boleh tau referensinya gak?
BalasHapusmohon maaf kak boleh tau referensinya? sangat membutuhkan, terimakasih kak..
BalasHapusSalam kak, boleh tahu referensinya? Untuk tugas akhir saya.. Mohon bantuannya, terima kasih..
BalasHapus