ASSALAMUALAIKUM ...... SELAMAT DATANG DI

GORESAN GARIS LURUS



Cari Blog Ini

Senin, 14 Mei 2012

Transformasi atau Pergeseran Nilai-nilai


Richard Brislin (1993) seorang tokoh di bidang lintas budaya mendeskripsikan beberapa karakteristik budaya (tradisi) sebagai berikut :
o   Budaya di susun oleh sejumlah idealisasi, nilai dan asumsi mengenai kehidupan yang mengarahkan perilaku manusia yang hidup di budaya tersebut
o   Budaya diwariskan dari satu
o   Budaya dibuat oleh Manusia dari satu generasi ke generasi berikutnya, yang bertanggung jawab dalam mewariskan budaya tersebut adalah orang tua, guru dan pemimpin komunitas
o   Pengaruh budaya paling jelas terlihat dalam perselisihan-perselisihan halus di antara orang-orang yang memiliki latar belakang budaya yang berbeda
o   Apabila nilai-nilai budaya mereka dilanggar atau ketika harapan budaya mereka diabaikan, orang yang tinggal di budaya tersebut akan cenderung bereaksi secara emosional.
o   Tidak jarang menerima suatu nilai budaya di suatu saat dalam kehidupannya namun kemudian menolaknya di saat lain.
Dari sini kita tahu bahwa salah satu dari karakteristik dari sebuah tradisi atau budaya adalah nilai. Sebagai bagian dari karakteristik budaya, tentu nilai menjadi aspek penting yang perlu dicari tahu dalam suatu tradisi tertentu. Nilai atau nilai-nilai merupakan suatu konsep, yaitu pembentukan mentalita yang dirumuskan dari tingkah laku manusia sehingga menjadi sejumlah anggapan yang hakiki, baik dan perlu dihargai sebagai mana mestinya.[1]
Menurut Garna, nilai dan nilai-nilai sendiri sebenarnya diartikan berbeda, nilai dikatakan lebih menyangkut pada aspek objektifitas ilmiah, sementara itu nilai-nilai lebih banyak menyangkut pada baik buruknya tindakan sosial dalam melakukan relasi dan interaksi seseorang dengan orang lain.
Nilai disebutkan sebagai ciri khas dan anggapan yang hakiki, sehingga memiliki kecenderungan untuk menetap pada individu ataupun masyarakat pada suatu budaya. Namun nilai itu sendiri merupakan hal yang tidak lepas dari hasil tindakan maupun interaksi sosial, tentu saja hal ini memungkinkan terjadi pergeseran atau transformasi nilai dikarenakan adanya interaksi atau tindakan sosial.
Berkaitan dengan nilai dan transformasinya sebenarnya nilai dibagiakan pada tiga sistem, yaitu :
1.      Sistem nilai yang bersumber dari agama
Sistem ini merupakan sistem nilai tertinggi, yang merujuk pada kebenaran mutlak sang khalik. Transformasinya terlihat pada nilai-nilai yang dikaitkan pada aturan agama, yang lebih banyak dipengaruhi oleh kesadaran individu. Dimana nilai ini sebenarnya tidak hanya mengatur nilai secara vertikal individu dan tuhanya, tapi juga pada sesama.
2.      Sistem nilai yang bersumber dari adat
Sistem nilai kedua adalah nilai yang bersumber dari adat. Sistem ini diberikan oleh adat merupakan hasil pemikiran para penggagas adat yang mengatur lalu lintas kehidupan bermasyarakat, sehingga kehidupan dapat berjalan dengan damai dan harmoni. Dimana sistem ini merupakan sistem nilai yang mempunyai serangkaian kaedah dan diikuti oleh sanksi-sanksi yang tegas.
3.      Sistem nilai yang bersumber dari tradisi
Sistem nilai terakhir bersumber dari tradisi, sistem ini tidak memberikan sanksi yang tegas dalam pelaksanaan normanya. Karena sistem ini bersumber dari kebiasaan masyarakat, dan dipandang baik dalam mendatangkan manfaat dalam kehidupan. Sehingga kemudian menjadi kebiasaan yang diwarisi dari satu generasi ke genarasi berikutnya.


[1] Hasbullah.2009. Islam dan Tamadun Melayu. Hal 192

Hasbullah. 2009. Islam dan Tamadun Melayu. Pekanbaru : Berdaulat Riau
Matsumoto, David. 2004. Pengantar Psikologi Lintas Budaya. Yogakarta : Pustaka Pelajar
Santrock, W John. 2007. Remaja, Jilid 2, edisi kesebelas. Jakarta : Erlangga
Yasyin, Sulchan.____. Kamus Lengkap Bahasa Indonesia. Surabaya : Amanah


Tidak ada komentar:

Posting Komentar