ASSALAMUALAIKUM ...... SELAMAT DATANG DI

GORESAN GARIS LURUS



Cari Blog Ini

Senin, 14 Mei 2012

ADHD-ttention Deficit Hyperactivity Disorder


A.    Pengertian
Attention Deficit Hyperactivity Disorder atau disingkat ADHD, ataupun dalam bahasa Indonesia dikenal dengang Gangguan Pemusatan Perhatian dan Hiperaktivitas (GPPH). Ini merupakan gangguan yang ditandai oleh rentang perhatian yang buruk, yang tidak sesuai dengan perkembangan atau ciri heperaktivitas dan implusif atau keduanya yang tidak sesuai dengan usia (Kaplan,1997). Sejalan dengan itu ADHD secara internasional dijelaskan dalam buku rujukan diagnosis psikiatri, DSM (Diagnostic and Statistical Manual of Mental Health Disorder), berdasarkan penelitian psikiatri anak dan remaja seluruh dunia ; yaitu bila seorang anak menampilkan beberapa gejala dari gangguan perhatian dan konsentrasi, implusivitas, dan hiperaktivitas ( dalam ADHD, Attention Deficit Hyperactivity Disorder : 2010).
Menurut banyak pendapat, ADHD sendiri diidentikkan dengan anak yang senang bergerak, padahal sebenarnya tidak selalu demikian. Tidak semua anak penyandang ADHD mempunyai perilaku yang banyak gerak dan tidak dapat diam, sebab hal tersebut bukanlah masalah atau gejala satu-satunya dari anak ADHD, hanya merupakan streotipe yang berkembang karena generalisasi yang banyak terjadi pada anak ADHD. Sehingga perlu banyak hal yang perlu diperhatikan dalam mendiagnosis anak ADHD. Misalnya saja adanya ketidakmampuannya untuk memfokuskan dan menjaga perhatiannya pada satu hal, yang tidak sertai dengan gejala hiperaktif, yang kita kenal dengan sebutan ADD.
B.     Gejala
ADHD merupakan gangguan yang terjadi pada anak-anak, dan cenderung memiliki beberapa gejala yang sering tampak dan kemudian di generalisasikan pada anak-anak yang didiagnosis memiliki gangguan ini. Namun secara garis besar, gejala ADHD itu sendiri antara lain yaitu :
1.      Gangguan Pemusatan Perhatian dan Konsentrasi
Hal yang terjadi sebenarnya pada mereka yang mengidap ADHD adalah gagalnya penyeleksian perhatian, yang kemudian menyebabkan gangguan pada peningkatan kepekaan terhadap faktor yang menarik perhatiannya. Dengan kata lain, mereka dengan gangguan ini tidak mampu membedakan mana faktor yang bisa di terima sebagai aspek yang perlu mendapatkan perhatian, dan mana yang tidak. Inilah sebenarnya yang menjadi dasar sehingga kemudian anak-anak ADHD seringkali sangat kesulitan mempertahankan perhatiannya pada suatu tugas yang diberikan.
2.      Implusivitas
Bentuk perilaku ini adalah adanya ketidakteraturan perilaku dan gangguan fungsi eksekutif, dalam hal ini berupa gangguan fungsi perencanaan yang disebut dengan planning disorder. Contohnya saja untuk mereka yang memberi jawaban pertanyaan sebelum mereka benar-benar mendengar atau memulai tugas sebelum benar-benar membacanya. Dengan kata lain mereka cenderung tergesa-gesa, atau bertindak tanpa berpikir sebelumnya.
3.      Hiperaktivitas
Bentuk gangguan ini adalah bentuk-bentuk perilaku yang muncul dalam bentuk motorik yang tidak pernah tenang, yang juga muncul akibat gangguan inhibisi. Anak-anak dengan gangguan ini, sulit sekali untuk diam dalam kurun waktu tertentu, mereka sering kali gelisah dan bergerak sepanjang hari.
C.    Penyebab ADHD
Sebenarnya penyebab ADHD sendiri sampai saat ini masih tetap berlangsung dalam penelitian yang semakin berkembang. Hanya saja beberapa diantaranya yang tercatat sebagai penyebab gangguan ini antara lain yaitu :
1.      Faktor Keturunan
Penelitian menunjukkan bahwa anak kembar dan anak adopsi membawa peranan sekitar 80% terhadap penyebab atau gejala ADHD. Dimana anak dengan orang tua yang menyandang ADHD mempunyai delapan kali kemungkinan risiko mendapatkan anak ADHD. Hanya saja meskipun ditemukan bahwa gen yang meningkatkan risiko ADHD, gen yang benar-benar menyebabkan ADHD sendiri sampai saat ini masih belum ditemukan secara jelas.
2.      Genetik dan Lingkungan
Dalam hal ini disebutkan bahwa interaksi antara gen dan lingkungan akan menjadi penyebab dari ADHD. Dengan kata lain bahwa ADHD juga bergantung kepada kondisi gen tersebut dan efek negative lingkungannya. Hal ini merujuk pada istilah risiko lingkungan, yang terkait dengan lingkungan psikologis, fisik, maupun lingkungan biologis. Meski sebenarnya pengasuhan dan pendidikan tidak bisa menyebabkan ADHD atau menyebabkan munculnya ADHD. Faktor-faktor itu memang dapat mempengaruhi munculnya gejala ADHD, tetapi tergantung dari beratnya gejala ADHD yang ada pada anak tersebut.
3.      ADHD dan Otak
Dalam hal ini ADHD terkait pada pengaktifan sel-sel saraf (eksitasi) dan penghambatan sel-sel saraf (inhibisi). Dari penelitian tentang otak sendiri pada umumnya pada anak ADHD tidak tampak adanya kerusakan otak, namun memang ada neuro-anatomi dan neuro-kimiawi yang berbeda antara anak dengan atau yang tanpa ADHD. Dimana perbedaan neuro-anatomi adalah adanya perbedaan bentuk dari beberapa bagian otak, sementara untuk perbedaan neuro-kimiawi adalah terkait perbedaan penyampaian sinyal-sinyal di dalam otak.
DAFTAR PUSTAKA
Aryani, Linda. Kargenti, Anggia. Himaningsih. Puji, Indah.R. Kurniawaty, Yulita.A. Wahyuni, Sri. & Fitriyani, Eka. 2012. Modul Praktikum Deteksi Dini Gangguan Perkembangan pada Anak. Pekanbaru : Fakultas Psikologi Uin Suska Riau.
Maria, Julia.V.T. 2008. Anakku Terlambat Bicara. Jakarta : Predana
Paternotte, Arga dan Buitelar, Jan. 2010. ADHD, Attention Deficit Hyperactivity Disorder. Jakarta : Predana


Tidak ada komentar:

Posting Komentar