ASSALAMUALAIKUM ...... SELAMAT DATANG DI

GORESAN GARIS LURUS



Cari Blog Ini

Rabu, 26 September 2012

Macam-macam teori Intelegensi

Yup,,, sobat GGL,, berhubung kemaren baru aja dapet materi tentang teori-teori intelegensi, ternyata ada banyak loe,, nah sebelum ingatannya meredup,, diputuskan deh buat di share..ini dia teori-teorinya, check it out broo!

Teori-Teori Intelegensi
Alfred Binet merupakan tokoh utama, perintis pengukuran inteligensi. Bersama Theodore Simon mendefinisikan inteligensi terdiri atas 3 komponen, yaitu kemampuan untuk mengarahkan pikiran/tindakan, kemampuan untuk mengubah arah tindakan bila tindakan tersebut telah dilaksanakan, dan kemampuan untuk mengkritik diri sendiri. Menurut Lewis Madison Terman, inteligensi merupakan kemampuan seseorang untuk berpikir abstrak. Defiinisi ini mirip dengan yang dikemukakan Flynn, bahwa inteligensi adalah kemampuan untuk berpikir secara abstrak dan kesiapan belajar dari pengalaman
Ahli lain yang mencoba mendefinisikan inteligensi yaitu Goddard, yang mengatakan inteligensi sebagai tingkat kemampuan pengalaman seseorang untuk menyelesaikan masalah yang dihadapi dan untuk mengantisipasi masalah yang akan datang. Sementara definisi yang dikemukakan David Wechsler mengatakan inteligensi merupakan kumpulan atau totalitas kemampuan seseorang untuk bertindak dengan tujuan tertentu, berpikir rasional, dan menghadapi lingkungan secara efektif.
1.      Teori Multi-Intelegensi
Teori ini di kemukakan oleh seorang tokoh bernama, Howard Gardner (1999), yang mengungkapkan bahwa intelegensi itu mengandung berbagai konstruk yang independen satu sama lain, bukan hanya dibentuk dari satu konstruk tunggal saja. Dengan kata lain dalam teori ini Gardner ingin menyebutkan bahwa intelegensi itu dibentuk dari berbagai (multi) kemampuan yang dimiliki oleh seseorang. Dan menurut tokoh ini ada delapan bidang kemampuan pembentuk intelegensi yang relatif independen satu sama lain, antara lain yaitu :
a.       Kecerdasan Linguistik, merupakan kecerdasan yang digunakan untuk membaca buku, menulis makalah, novel, atau puisi dan memahami kata-kata yang diucapkan, dengan kata lain kecerdasan ini mencangkup tentang kemampuan penguasaan kata dan bahasa seseorang.
b.      Kecerdasan Logis-Matematis, ini terkait dengan kemampuan penalaran dan matematis seseorang, yang biasanya digunakan untuk memecahkan persoalan matematis, menyeimbangkan buku keuangan, sampai pada pembuktian matematis.
c.       Kecerdasan spasial, ini merupakan kemampuan seseorang terkait dengan ruang, antara lain terkait dengan pemahaman terhadap perbedaan satu tempat dari tempat lain, membaca peta, mengepak muatan dalam mobil dan lainnya.
d.      Kecerdasan Musik, Terkait kemampuan yang bisa dignakan untuk menyanyikan sebuah lagu, menyusun sonata, memainkan musik, dan mengapresiasikan lagu dan musik.
e.       Kecerdasan kinestetis tubuh, merupakan kemampuan yang dimiliki individu dalam mengatur gerakan tubuh, sehingga bisa digunakan untuk menari, bermain basket, berlari ataupun melempar galah.
f.       Kecerdesan Interpesonal, kemampuan ini menyebabkan seseorang mudah menjalin hubungan dengan orang lain, seperti saat kita berusaha memahami perilaku orang lain, motif atau emosinya.
g.      Kecerdasan Intrapersonal, merupakan kemampuan yang dimiliki seseorang untuk memahami diri sendiri, terkait bagaimana kita memahami siapa diri kita, kenapa kita bisa melakukan sesuatu, bagaimana kita kemudian mengubah diri kita berdasarkan kemampuan dan minat kita.
h.      Kecerdasan Naturalistik, merupakan kemampuan kita yang digunakan untuk memahami pola-pola di alam.
Secara khusus dalam teori multi intelegensi ini terdapat delapan tanda pula sebagai kriteria untuk mendeteksi keberadaan jenis intelegensi yang dikemukan oleh Gardner, yaitu :
1.      Pengisolasian potensial akibat kerusakan otak. Destruksi atau terputusnya wilayah otak yang berbeda bisa menghancurkan atau menceraiberaikan jenis tertentu perilaku cerdas.
2.      Keberadaan individu-individu yang luar biasa. Mereka membuktikan kemampuan yang luar biasa di dalam jenis perilaku cerdas tertentu.
3.      Sebuah operasi inti atau seperangkat operasi. Hal ini sangat esensial bagi performa tertentu perilaku cerdas.
4.      Sebuah sejarah perkembangan yang berbeda yang mengarah dari pemula menuju keahlian.
5.      Sebuah sejarah evolisioner yang berbeda. Peningkatan di dalam kemampuan intelegensi bisa diasosiasikan dengan peningkatan adaptasi terhadap lingkungan.
6.      Bukti yang mendukung dari riset eksperimen kognitif. Salah satu contohnya adalah perbedaan-perbedaan performa tugas spesifik di sepanjang jenis-jenis intelegensi yang berbeda.
7.      Bukti yang mendukung dari tes-tes psikometrik yang mengindikasikan kecerdasan yang berbeda-beda
8.      Kemudahan untuk mengodekan di dalam sebuah sistem simbol atau di dalam arena yang secara kultural berbeda.
2.      Teori Triarkis Intelegensi
Teori intelegensi ini berasal dari Sternberg, menurut teori triarkis intelegensi, kecerdasan manusia mencakup tiga aspek, antara lain yaitu :
a.       Dunia internal, ini merupakan bagian yang menekankan pada pemrosesan informasi. Pemrosesan informaisnya sendiri bisa dilihat dari tiga komponen berbeda.
·         Meta-komponen (Metacomponents), yaitu proses-prose eksekutif yang lebih tinggi tingkatannya (seperti metakognisi) yang digunakan untuk merencanakan, memonitor dan mengevaluasi pemecahan masalah.
·         Komponen-komponen performa (Performance), yaitu proses-proses di tataran yang lebih rendah yang digunakan untuk mengimplementasikan perintah-perintah dari meta-komponen.
·         Komponen akuisisi pengetahuan (Knowledge-acquisition components), yaitu proses-proses yang digunakan untuk mempelajari cara menyelesaikan masalah.
b.      Pengalaman, Teori triarkis mengenai inteligensi juga menekankan bagaimana menekankan bagaimana pengalaman terdahulu bisa berinteraksi dengan semua jenis komponen pemrosesan-informasi, artinya masing-masing dari kita menghadapi tugas-tugas dan situasi-situasi yang dengannya kita memiliki berbagai tingkat pengalaman.
Tugas-tugas ini biasanya mulai dari tugas baru sepenuhnya dimana kita tidak memiliki pengalaman sedikit pun, sampai tugas yang sangat kita kenal dimana, yang kita kuasai memiliki sebuah pengalaman luas dan mendalam. Ketika sebuah tugas menjadi semakin dikenal akrab, banyak aspek tugas menjadi otomatis.
c.       Dunia eksternal individu, teori triarkis juga mengusulkan bahwa berbagai komponen inteligensi yang diaplikasikan kepada pengalaman menjalankan tiga fungsi dikonteks dunia nyata. Fungsi pertama adalah pengadaptasian diri kita dengan lingkungan sekitar. Fungsi kedua adalah pembentukan lingkungan untuk menciptakan lingkungan baru, sedangkan fungsi ketiga adalah memilih lingkungan baru.
3.      Teori Primary mental ability
Thurnstone mempunyai pandangan tersendiri. Dia berpendapat bahwa dalam intelegensi terdapat faktor-faktor primer yang merupakan “group factor”, dimana semua faktor yang ada saling berkombinasi untuk membentuk intelegensi, antara lain yaitu :
1.      Spatial relation (S), kemampuan untuk melihat gambar tiga dimensi
2.      Perceptual speed (P), kecepatan dan ketepatan dalam mempertimbangkan kesamaan dan perbedaan atau dalam merespon detil-detil visual.
3.      Verbal comprehension (V), Kemampuan memahami bacaan, kosakata, analogi verbal, dan sebagainya.
4.      Word fluency (W), Kecepatan dalam menghubug-hubngkan kata dengan berbagai rima dan intonasi.
5.      Number facility (N), Kecepatan ketepatan dalam perhitungan
6.      Associative memory (M), Kemampuan menggunakan memori untuk menghubungkan berbagi assosiasi.
7.      Induction (I), Kemampuan untuk menarik suatu kesimpulan suatu prinsip atau tugas.
                    di aksese dari :     http://yogieaffandi.blogspot.com/2011/09/teori-teori-dan-pendekatan-pendekatan.html
                    Sternberg, R.J. 2008. Psikologi Kognitif, Edisi ke 6. Yogyakarta : Pustaka Pelajar

Tidak ada komentar:

Posting Komentar