ASSALAMUALAIKUM ...... SELAMAT DATANG DI

GORESAN GARIS LURUS



Cari Blog Ini

Senin, 19 Maret 2012

Sejarah Psikologi Klinis

Penggabungan istilah “Psikologi” yang terkait dengan psikologi akademik atau psikologi sebagai ilmu, dengan istilah klinik yang artinya tempat berobat. Adalah murid Wundt yang bernama Leightner Witmer, seorang tokoh yang berasal dari Amerika. Dia merupakan alumni Universitas Pensylvana tahun 1988. Menjadi orang pertama yang menggunakan istilah clinical psychology. Ia juga yang mendirikan klinik psikologi pertama, dan jurnal psikologi pertama. Ilmu ini sendiri berpijak pada dua disiplin ilmu yang berbeda yakni psikologi akademi dan kedokteran-khususnya psikiatri.
Kisah Witmer sendiri dimulai ketika ada seorang guru sekolah bernama Margareth Maguire yang meminta Witmer untuk membantu salah seorang muridnya- Charles Gilman- yang didiagnosa mengalami kesulitan dalam mengeja. Witmer kemudian menerima twaran tersebut. Tak disangka, hal ini menghantarkan dia sebagai psikolog klinis pertama, dan pada saat yang sama, ia memulai usaha untuk mendirikan klinik psikologi pertama di dunia.

Pendekatan yang pertama kali dilakukan oleh Witmer adalah dengan assesmen (menilai) masalah Charles disusul menyusun rangkaian pengobatan yang tepat. Penilaian psikologis menunjukkan bahwa Charles mengalami kerusakan visual, baik dalam hal membaca dan masalah mengingat. Hal tersebut diberi istilah oleh Witmer dengan "amnesia verbal-visual, atau sekarang disebut disleksia. Witmer menggunakan tutorial yang intensif guna membantu si anak dalam mengenal kata tanpa terlebih dahulu mengejanya. Cara ini berhasil sehingga Charles bisa kembali normal membaca.

Klinik Psikologi atau ‘psychology Clinic’ pertama kali didirikan Witmer pada tahun 1890. Pada klinik ini tugas psikolog adalah memeriksa anak-anak yang mengalami kesulitan pelajaran. Beberapa tahun kemudian, Lightner  Witmer juga mendirikan ‘Psychological Clinic’ dirumah sakit di Pennsylvania, dimana kepada para pasien rumah sakit tersebut diberikan ‘mental test’.
Yap Kie Hien (1968) mengemukakan beberapa istilah lain untuk ‘Psikologi Klinis’. Istilah-istilah tersebut adalah Psikopatologi, Psikologi Abnormal, Psikologi Medis, Patopsikologi, dan Psikologi Mental Health. Lepas dari apa yang telah digagas oleh Lightner Witmer, tentunya keberadaan Psikologi Klinis memiliki sejarah panjang untuk diceritakan. Ada beragam versi yang mengungkapkan tentang sejarah kemunculannya sendiri. Namun cerita panjang sejarah itu, justru menjadi penting untuk kita telusuri.
a.      Psikologi Klinis di Tengah Perang Dunia II
Hal yang penting di tahun 1900 hingga 1920 telah ditemukan instrument  yaitu tes intelegensi. Skala integensi pertama Binet dipublikasikan pada 1905 di Paris dan kemudian selama PD I para psikolog Amerika mengembangkan tes-tes intelegensi kelompok yang memperluas ide-ide original Binet dengan arah baru. Pada 1920 para psikolog merumuskan standar untuk reabilitas, validitas, dan norma untuk tes.
Ketika Amerika memasuki PD I, militer dalam jumlah besar direkrut dan harus diklasifikasikan menjadi orang yang punya intelektual dan orang yang stabil psikologisnya. Tidak ada teknik yang digunakan untuk melakukan hal ini. Kemudian pihak militer meminta Robert Yerkes (yang kemudian menjadi presiden APA) untuk memimpin komite psikolog eksperimental yang berorientasi pada asesmen yang mengembankan pengukuran yang tepat. Untuk mengukur kemampuan mental, komite tersebut mengeluarkan tes intelejensi Army Alpha dan Army Betha, dan untuk membantu mendeteksi gangguan perilaku. Dimana tahun 1917  Woodsworth memproduksi kuisioner “Personal Data Sheet” yang digunakan untuk menyaring calon tentara.  Selain itu, ini juga merekomendasikan penemuan Psychoneurotic Woodworth’s. Dan pada tahun 1918, para psikolog telah mengevaluasi hampir 2 juta orang.
Tidak hanya itu pada tahun ini Tahun-tahun ini juga menjadi saksi dimulainya testing kepribadian. Pada 1904 Jung sudah mengusulkan sebuah tes asosiasi kata unutk mengungkapkan makna-makna tak sadar. Meskipun APA telah didirikan sejak tahun 1892 para psikolog baru memulai bagian khusus dari organisasi induknya pada tahun 1919. Dimana Witmer merintis psychological Clinic 1907. Kemudian disusul dengan didirikannya Journal Of Abnormal Psychology.
Ahli klinis menggunakan variasi yang lebih luas mengenai tes intelijensi untuk anak dan dewasa dan menambah pengukuran baru tentang kepribadian, minat, kemampuan khusus, emosi, dan perilaku. Mereka mengembangkan alat tes sendiri, sambil mengadopsi dari alat tes lain yang diambil dari psikiater Eropa yang orientasinya psikoanalisis. Beberapa tes yang familiar pada masa ini adalah Jung’s Association Test (1919), Roschach Inkblot Test (1921), the Miller Analogies Test (1926), the Goodenough Draw-A-Man Test (1926), the Strong Vocationl Interest Test (1927), the Thematic Apperception Test (TAT) (1935), the Bender-Gestalt Test (1938), dan the Wechsler-Bellevue Intelligence Scale (1939).
Pada tahun 1930, terdapat sekitar 50 klinik psikologi dan sedikitnya sekitar 12 klinik bimbingan anak di AS. Psikolog klinis dalam seting ini menyadari bahwa mereka sedang berurusan dengan dunia pendidikan, bukan dengan masalah psikiatris. Akan tetapi, perbedaan ini tumbuh lamban, secara perlahan, ahli klinis menambah fungsi perawatan pada asesmen mereka, training-training, dan alat-alat penelitian.
Pada 1930-an akhir, psikologi klinis tidak hanya dikenal sebagai profesi. Pada permulaan PD II, masih tidak terdapat program training untuk ahli klinis, hanya sedikit sekali yang menyelenggarakan program doktoral, M.A dan paling banyak pada program B.A. Untuk mendapatkan pekerjaan sebagai psikolog klinis, dibutuhkan beberapa keahlian tentang tes, psikologi abnormal, perkembangan anak, dan juga tertarik dengan orang banyak. Departemen-departemen psikologi Universitas enggan untuk mengembangkan program pascasarjana dalam psikologi klinis karena fakultas mereka mempertanyakan penerapan psikologi dan mereka khawatir dengan biaya pelatihan klinis yang cukup mahal.
Seluruh materi pokok psikologi klinis modern telah diadakan. Enam fungsinya – asesment, treatment, research, teaching, consultation, dan administrasi – sudah bermunculan. Psikologi klinis telah berkembang melalui klinik-klinik aslinya serta melalui rumah sakit, penjara dan setting-setting lainnya. Parktisinya pun pada saat itu bekerja dengan anak-anak dan orang dewasa.
b.     Psikologi Pasca Perang Dunia II
Pasca perang dunia II pengenalan hukum psikologi klinis sebagai profesi tumbuh dengan baik. Pada masa pasca perang, hukum menyediakan lisensi atau sertifikasi bagi para ahli klinis yang punya kualifikasi tinggi, dan APA membuat grup sertifikat mandiri untuk mengidentifikasi individu yang telah mencicipi banyak pengalaman dan mengusai banyak keahlian.
Penelitian klinis juga meluas setelah PD II dan menghasilkan banyak kesimpulan negatif pada ketidakmanfaatan tes kepribadian, nilai keputusan diagnostik dibandingkan dengan keputusan yang statistik, dan efektifitas psikoterapi tradisional. Penelitian ini membuat ketidakpuasan terhadap metode standar penilaian klinis dan ini termotivasi oleh perkembangan pendekatan-pendekatan baru untuk merawat, termasuk pendekatan humanistik dan behavioral.
Tahun 1944 terjadi reorganisasi pada APA, dan psikologi klinis menjadi salah satu divisinya. Sebaguah komite APA juga dibentuk untuk mengembangkan rencana pendidikan bagai para psikolog klinis.
Psikolog klinis sebelum PD hanya mengarah pada ahli diagnosa yang kliennya adalah anak-anak. Setelah 1945, fungsi, setting, dan klien dari psikologi klinis berubah drastis. Sekarang, ahli klinis bisa menikmati jangkauan yang lebih luas tentang pendekatan teori dan alat-alat praktek untuk melakukan asesemen dan untuk merubah prilaku manusia.
Meski begitu baru pada tahun 1946, psikoterapi menjadi aktivitas profesional yang tetap bagi psikolog klinis. Sejak 1970-an, kebanyakan psikolog klinis melakukan kegiatan psikoterapi, sementara kegiatan asesmen atau diagnosis hanya menyita 10% saja dari keseluruhan waktu praktik yang digunakan.
Selama dua dekade setelah perang dunia ke-II. Psikologi klinis mulai berjalan secara mandiri. Ini juga diikuti oleh profesi kesehatan lain. APA mempublikasikan DSM pertama pada tahun1952. Dan para psikolog mulai terbiasa menggunakan istilah DSM dan mencatat kondisi psikopantologis pasien.
Dalam kegiatan praktisnya, psikolog klinis lebih sedikit mirip psikolog pada umumnya dari pada pendeta atau manager persoalia atau dokter. Yang sama diantara mereka adalah evaluasi individu pada waktu dan pada perangkat lingkungan tertentu. Tugas utamanya adalah memahami individu secara lebih mendalam sebagai landasan untuk penanganan berikut keperluan tertentu yang telah dirancang.
Oleh karena psikologi klinis tidak mempunyai pendidikan dasar kedokteran, maka hak seorang psikolog klinis untuk memberikan psikoterapi sekiar tahun 1950-1980 seringkali dipermasalahkan. Istilah psikoterapi hanya dapat dilakukan oleh psikiaer. Ada pendidikan fomal yang biasanya dilakukan di universitas untuk tujuan memperoleh gelar, dan ada pendidikan praktik yang dilakukan dalam institusi untuk menujang ketrampilan-ketrampilan khusus yang terkait dengan psikologi dan asrsmen psikologik. Untuk pendidikan praktik, yang berperan penting ialah organisasi profesi.

c.      Psikologi Abad-21
Perjalan sejarah psikologi klinis mengalami kemajuan pesat selama lebih dari 100 tahun, akan tetapi baik perkembangannya maupun pengujiannya belum sempurna. Ketika memasuki abad 21, psikologi klinis banyak menemui hal yang belum pernah terjadi sebelumnya. Termasuk cara melatih siswa, layanan yang disediakan ahli klinis, seting yang digunakan, cara pembayaran, dan teori yang membimbing mereka serta perawatan gangguan psikologis.
Psikologi memasuki lembaran baru, dimana orang-orang sudah memandang psikologi klinis sebatas klien anak-anak. Orang-orang sudah mulai tertarik dan mengapresiasi keberadaan psikologi klinis tidak hanya sebagai salah satu bidang keilmuan yang tidak bisa diabaikan keberadaannya. Tapi juga sebagai sarana bagi mereka yang memiliki masalah untuk bergerak menemui ahli psikologi klinis.
Meski begitu walau keberadaannya diterima di kawasan barat, untuk kawasan negara-negara timur sendiri, para psikolog klinis masih harus berjuang keras untuk mengenalkan psikologi klinis pada masyarakat awam. Karena masih banyak dari mereka yang berangkat dari persepsi bahwa psikologi klinis merupakan penggambaran orang-orang sakit, yang erat kaitannya dengan rumah sakit jiwa saja.
Lepas dari itu, tentunya dengan perkembangan zaman dan teknologi melewati abad 21 ini, tentunya semakin mempermudah keberadaan psikologi klinis untuk mengembangkan ilmunya sendiri dan juga memperluas jaringan pengetahuan psikologi klinis sendiri.

d.     Psikologi Klinis di Indonesia
Di Indonesia sendiri pendidikan psikologi dipelopori oleh Slamet Iman Santoso. Pendidikan ini diharapkan dapat membentuk suatu lembaga yang mampu menempatkan the right man in the right place, karena pada masa itu banyak kejadian di mana orang-orang yang kurang kompeten menduduki posisi penting sehingga membuat keputusan yang salah,
Awal dari pendidikan psikologi dilakukan di lembaga psikoteknik yang dipimpin oleh Teutelink yang kemudian menjadi program stiudy psikologi yang pernah bernaung di bawah brbagai fakultas di lingkungan Universitas Indonesia. Di Jakarta, mata kuliah filsafat dinaungi fakultas sastra; mata kuliah statistik oleh fakultas ekonomi, dan mata kuliah faal oleh fakultas kedokteran.
Program studi psikologi kemudian pada tahun 1956-1960 menjadi jurusan psikologi pada fakultas kedokteran UI. Pada tahun 1960 psikologi menjadi fakultas yang berdiri sendiri di UI (Somadikarta et. Al. 2000). Kurikulum dan pelaksanaan program study psikologi dimulai sebelum tahun 1960, dibina oleh para pakar yang mendapat pendidikan Doktor (S3) dan Diploma dari negeri Belanda dan Jerman. Liepokliem mendirikan bagian klinis dan psikoterapi bertempat di barak I RSUP (RSCM).
Yap Kie Hien mendirikan bagian psikologi eksperimen di salemba. Myra Sidharta mendirikan klinik bimbingan anak. Koestoer dan Moelyono memimpin bagian psikologi kejuruan dan perusahaan (sekarang psikologi industri dan organisasi) kemudian diperkuat oleh A.S.Munandar. bagian posikologi sosial dirintis oleh Marat kemudian dipimpin oleh Z.Joesoef. setelah kepergian Liepokliem ke Australia, bagian psikologi klinis dan psikoterapi berganti nama menjadi bagian psikologi klinis dan konseling dipimpin oleh Yap Kie Hien (1960-1969). Namun dengan adanya pengertian yang luas tentang psikologi klinis, maka nama bagian psikologi klinis-konseling berganti lagi menjadi bagian psikologi klinis.
Sejak tahun 1992, pendidikan akademik dan pendidikan profesi psikolog dipisahkan untuk memungkinkan sarjana psikologi meneruskan ke bidang lain yang mereka minati. Sebelumnya, sarjana psikologi adalah juga psikolog karena pendidikan praktik digabungkan pendidikan akademik. Sejak tahun 20200, suatu forum menyepakati bahwa prasyarat bagi pendidikan profesi psikolog – agar dapat melakukan praktik psikologi – adalah tingkat S2, namun hal itu baru diberlakukan di UI saja. Forum ini terdiri dari dekan-dekan Fakultas Psikologi – yang kini mencapai 20 Fakultas Psikologi negeri dan swasta – dan organisasi Himpunan Psikologi Indonesia (Himpsi).
Sejak 1994, psikolog yang berpraktik – artinya memberikan konsultasi psikologi, melakukan asesmen atau psikodiagnostik, dan melakukan konseling dan terapi – diwajibkan memiliki Izin Praktik Psikolog. Izin ini diperoleh setelah mereka memperoleh rekomendasi dari oeganisasi profesi – dulu Ikatan Sarjana Psikologi, sekarang Himpsi. Izin diterbitkan oleh Departemen Tenaga Kerja (1994-2000) dan rencananya akan dikeluarkan oleh Himpsi sendiri.
Di Indonesia pendidikan profesi spesialis psikologi klinis secara formal belum diadakan, padahal sebenarnya sudah cukup banyak pakar yang berpengalaman di berbagai bidang psikologi klinis seperti terapi tingkahlaku, family therapy, counseling. Upaya untuk membuka jalur pendidikan spesialistik-profesional semestinya didukung oleh organisasi profesi (ISPSI/HIMPSI) karena pihak pemerintah – yakni Direktorat Pendidikan Tinggi Dep. Pendidikan Naisonal – lebih mengutamakan pendidikan akademik S1, S2, dan S3.

e.      Kronologis Perkembangan Sejarah Psikologi Klinis
Tentunya jika kita berbicara tentang sejarah kemunculan psikologi klinis, maka tidak akan terlepas pada perkembangan dari assasment, intervensinya, profesi dan penelitian sendiri, yaitu sebagai berikut :
·         Kronologis Assasment dan diagnosis
KRONOLOGIS ASSASMENT DAN DIAGNOSIS
·   1882 Galton : laboratorium anthropometric
·   1890 CabelL : “mental test”
·   1904 Binet   : skala inteligensi
·   1905 Jung    : metode Asosiasi kata
·   1913 Kraepelin : diagnosis psikiatrik
·   1914: Terman - versi Amerika skala Binet
·   1917 Yerkes commibee mengembangkan Army Alpha/ Beta Test
·   1921:Rorschah : metode inkblot
·   1935 Morgan & Murray : TAT
·   1937 L.K. Frank : isKlah “teknik ProyekKf”
·   1938 Bender – Gestalt Test
·   1939 WechslerBellevue Intelligence Scale
·   1943MMPI
·      1949 Halstead : baterei tes neuropsikologi
·      1952: publikasi DSM  IV
·      1968: DSM II
·      1970-an: bangkitnya behavioral assessment
·      1980: DSM III
·      1980-an: minat untuk asesmen kepribadian dan interpretasi tes menggunakan computer
·      1987: DSM IIIR dipublikasi
·      1990-an: pengaruh health care pada asesmen kepribadian
·      1994: publikasi DSM IV
·      2000: DSM IV-TR

·         Kronologis Intervensi
KRONOLOGIS INTERVENSI
·      1793 Pinel : humane care in French asylums
·      1848 : Dorothea Dix : fasilitas rumah sakit yang lebih baik untuk penderita gangguan jiwa di New Jersey
·      1895 Breuer & Freud : studies in Hysteria
·      1900 Freud : The InterpretaKon of Dreams
·      1908 Clifford Beers : mental hygiene movement
·      1909 Healy membuat klinik bimbingan anak di Chicago
·      1920 Watson & Rayner : condiKoning of fears
·      1932 Moreno mengenalkan konsep terapi kelompok
·      1950 Dollard-Miller publish : personality and Psychotherapy
·      1951 Rogers : Client-Centered Therapy
·      1952 Eysenck kriKk terhadap Psikoterapi
·      1953 Skinner : aplikasi prinsip Operant
·      1958 Wolpe : DesensiKsasi SistemaKk
·      1965 : konperensi di  Swampscob, MA: lahirnya “community Psychology”
·      1980-an: bangkitnya “Health Psychology”, focus meningkat pada psikoterapi Singkat dan riset dalam psikoterapi
·      1990-an: health care mempunyai pengaruh besar pada pelayanan psikologis
·      1995:  dajar tritmen yang didukung secara empiris

·         Kronologis Penelitian
KRONOLOGIS PENELITIAN
·   1897 Wundt :  Laboratorium Psikologi I di Leipzig
·   1890 William James publikasi : Principles of Psychology
·   1905 Binet & Simon : validitas tes yang dibuatnya
·   1916 Terman : peneliKan skala Binet
·   1939 Wechsler publikasi peneliKan Wechsler-Bellevue
·   1943 Hathaway & McKinley publikasi data MMPI
·      1952 Eysenck : kriKk terhadap Psikoterapi
·      1954 Rober : Social Learning Theory 1954 : Roger & Dymond : laporan riset proses konseling
·      1977 Smith & Glass : laporan metaanalisis studi terapi 1980-an: tumbuh riset Psikopatologi mengikuK publikasi DSM III
·      1990an: minat dalam behavior geneKcs meningkat

·         Kronologis Profesi
KRONOLOGIS PROFESI
·      1892 American Psychological AssociaKon (APA) berdiri
·      1896 Witmer mendirikan Klinik Psikologi I
·      1909 Divisi Psikologi Klinis di APA terbentuk
·      1935 APA : Standard Training untuk Psi. Klinis
·      1936 Loukt: Publikasi I teks Psikologi Klinis
·      1937 Journal of ConsulKng Psychology
·      1945 hukum sertifikasi pertama utk bidang Psikologi klinis di ConnecKcut psikologi Klinis
·      1947 ABEPP/ABPP didirikan untuk sertifikasi kompetensi klinisi
·      1949 Boulder Conferences : Scien&st-prac&oner model
·     1953 APA : publikasi Ethical Standards
·     1946 VA & NIMH mulai mendukung
·     1968 Psy.D. Program berdiri di Universitas Illinois
·     1988 : perpecahan di Dalam  APA-pembentukan  American  Psychological  Society (APS)
·     1992: publikasi revisi  Ethical Principles
·     1995: APA mendukung pembuatan resep oleh psikolog

DAFTAR PUSTAKA
Slamet, Suprapti dan Markam. 2003. Pengantar Psikologi Klinis .Jakarta : UI-Press
D, Sundberg Norman. 2007. Psikologi Klinis, perkembangan teori, praktik, dan penelitian. Yogyakarta : Pustaka Pelajar
Diakses pada : http://dianapsycho.blogspot.com
Diakses pada : www.logos.com
Diakses pada : http://blogs.unpad.ac.id

Tidak ada komentar:

Posting Komentar