ASSALAMUALAIKUM ...... SELAMAT DATANG DI

GORESAN GARIS LURUS



Cari Blog Ini

Minggu, 11 Maret 2012

SEJARAH dan TUJUAN KONSELING


A. SEJARAH
1898             :   Jesse B. Davis- Konselor di sekolah menengah di kota Detroit
1908          :   Frank Parson – Mendirikan Biro konsultasi untuk memilih atau menentukan suatu jurusan dalam perkerjaan atau jabatan, pada tahun 1908 di Boston.
1918             :   Pengakuan secara rensmi terhadap konseling sebagai profesi
1950            :   Konseling mulai berkembang atau dikenal di Indonesia oleh seorang tokoh Dr. Slamet Iman Santoso, hampir bersamaan dengan masuknya ilmu Psikologi ke Indonesia.
Tinjauan dari Ilmu lain berkaitan dengan Konseling
1.       Tinjauan dari sudut pandang filsafat
Arbuckle  (1975) mengemukakan model filsafat untuk mendasari teorinya mengenai konseling, antara lain yaitu :
  1. Setiap orang dalam batas-batas tertentu adalah hasil kondisioning dengan lingkungannya, yang pada saat lain merupakan hasil kondisioning di dalam dirinya sendiri
  2. Kenyataan mengenai tekanan negative dari luar, acap kali menutupi keadaan sebenarnya bahwa dasar perubahan pada diri pribadi sama-sama bisa terjadi dari dalam ke luar dan tidak selalu dari luar ke dalam. 
  3. Tanggung jawab pribadi adalah pencipta kebebasan perorangan dan bukan sebaliknya.
  4.  Pemakaian istilah kebebasan pada hakikatnya hanya berupa istilah, karena dalam kenyataannya tidak sebagaimana yang tercatat dalam literature, artinya kebebasan yang tidak sepenuhnya bebas.
  5. Pribadi yang bertanggung jawab dan bebas adalah pribadi yang mempersempit perbedaan antara sikap dan perubahan
  6. Kebebasan dan tanggung jawab berubah jika kultur juga berubah
  7. Seorang pribadi yang bertanggung jawab adalah seseorang yang tidak merasakan kebutuhan untuk memaksa diri sendiri atau ide-idenya kepada orang lain.
Sementara itu menurut Blocher (1966) ada tiga kelompok sistem falsafah yang mendasari konseling, yaitu :
  1. Esensialism, yang berlandas pada rasioalism, idealism, dan realism
  2. Progresivism, yang muncul akibat dari melunturnya kepecayaan terhadap konsep-konsep yang absolut.
  3. Eksistensilism, dimana konsep ini merupakan bentuk kerinduan manusia untuk mencari sesuatu yang penting, sesuatu yang bermakna di dalam diri seseorang.
Selanjutnya ada juga Beck (1963) yang menyusun beberapa paham dasar sebagai konsep dasar falsafahnya untuk konseling yang diambil sebagian besar dari filsafat Eksistensialism, yaitu :
  • Setiap pribadi bertanggung jawab terhadap perbuatannya sendiri
  • Orang harus menganggap orang lain sebagai objek dari nilai-nilai, sebagai bagian dari perhatiannya
  • Manusia berada dalam dunia realitas
  • Kehidupan yang bermakna harus terhindar sejauh mungkin dari ancaman, baik fisik maupun psikis
  • Setiap orang memiliiki latar belakang keturunannya sendiri dan memperoleh pengalaman-pengalaman unik.
  • Orang bertindak atas dasar pandangan terhadap realitasnya sendiri yang subjektif, tidak karena realitas yang objektif di luar dirinya.
  • Manusia tidak bisa digolongkan sebagai baik atau jahat dari asalnya
  • Manusia bereaksi sebagai kesatuan organisasi terhadap setiap situasi.
 2.       Tinjauan dari sudut pandang Sosiologi
Perilaku manusia sebagai makhluk sosial pada dasarnya dipengaruhi dan ditentukan oleh interaksinya dengan lingkungan sosilanya, baik sebagai pribadi atau anggota dari suatu kelompok. Dimana dalam kegitan konseling yang menghadapi berbagai corak pribadi dengan gambaran kepribadiannya,  harus mempertimbangkan pengaruh proses-proses sosialisasi yang dialami dan berlatarbelakang kondisi atau sosio-budaya tertentu.
B. TUJUAN KONSELING
Menurut George dan Cristiani (1981) tujuan utama dari suatu konseling, antara lain yaitu :
  1. Menyediakan fasilitas untuk perubahan perilaku
  2. Meningkatkan keterampilan untuk menghadapi sesuatu
  3. Meningkatkan kemampuan dalam menentukan keputusan
  4. Meningkatkan dalam hubungan antar perorangan
  5. Menyediakan fasilitas untuk pengembangan kemampuan klien
Sumber : Singgih, D GUnarsa. 2003. Konseling dan Terapi. Jakarta : PT BPK Gunung Mulia

4 komentar: